Senin, 17 Februari 2014

Menjadi Penulis Subyektif yang obyetif

“Penulis yang baik adalah pembaca yang baik”. Untuk membuat tulisan yang baik, seorang yang tertarik dengan dunia tulis menulis harus rajin membaca. Dengan membaca seseorang akan menyerap informasi dan menambah “tabungan’ Kosa kata. Apakah hari ini sudah membaca ?
Pada hari ini kita akan berdiskusi tentang penulisan subyektif. apa sih sebenarnya tulisan subyetif itu ? Dalam tulisan subyektif, kita akan menjumpai beberap jenis tulisan seperti tajuk rencana, kolom, artikel, dan surat pembaca. Tajuk Rencana dibuat oleh redaksi. Tajuk rencana mengemban wawasan media bersangkutan. Tajuk rencana dibuat dengan bahasa yang sederhana, lugas, mudah dimengerti, bersifat formal, atau setidak-tidanya setengah formal, dan disajikan dengan kalimat padat-berisi. Dalam menyajikan tajuk rencana, mengandung unsur informatif yaitu menampilkan semua aspek, dengan menonjolkan satu aspek. Pendalaman masalah yang disajikan, perbandingan, serta argumentatif. Sedangkan Surat Pembaca, merpukan tulisan/surat dari pembaca suatu media untuk menanggapi suatu permasalahan atau fenomena. Setiap media memiliki beberapa penulis tetap, tetepi bukan merupakan staf redaksi (wartawan) yang bertugas berburu berita. Penulis subyektif ini disebut Kolom, yaitu artikel, opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.

Selanjutnya yang akan kita diskusikan adalah artikel. Artikel dapat berupa artikel ilmiah atau artikel media masa. Artikel Ilmiah yang biasanya dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah. Artikel ilmiah akan mengulas suatu fenomena secara jelas dan lengkap. Ulasan artikel ilmiah akan terstruktur, mulai dari latar belakang suatu fenomena, metoda pengujiannya, hingga pembahasan dan kesimpulan dari ulasan artikel tersebut. Namun, pada dalam diskusi kali ini, kita akan membahas artikel yang diterbitkan di meda masa. Media masa memiliki keterbatasan kolom/halaman, sehingga jumlah kata/karakter yang dapat dimuat terbatas. Karena media massa memiliki halaman terbatas, maka fenomena yang dibahas hanya sepintas, inti gagasan yang lebih kuat ditekankan, dan itu sangat tergantung subyektivitas penulisnya. Artikel mengandung unsur nilai, data, dan teori. Artikel bersifat informatif atau replektif. Bahasa yang digunakan tidak terbatas, yaitu dari gaya bahasa sastra hingga lugas. Harus diperhatikan, dalam menulis kolom, tulisan hendaknya realistis, sistematis, dan kaya nilai. Kerangka penulisan artikel disajikan pada Gambar 1.


Gambar 1. Kerangka Unsur-Unsur dalam Penulisan artikel

Apakah Sih beda artikel dengan opini dan kolom?
Terkadang artikel, opini, kolom bahkan juga esai sering dianggap sama dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukanan dalam bentuk analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel, opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.

Kenapa orang Menulis Artikel ?
Berbagai ragam fenomena mendorong orang untuk menulis artikel. Secara umum, orang melakukan klasifikasiterhadap artikel antara lain :
1.    Arikel Politik : Soal DPR, strategi militer, masa depan politik. Lahirnya sebuah gerakan;
2.    Artikel sosial :Persoalan BLT, penanganan gempa, pengemis dan gelandangan;
3.    Artikel ekonomi : perhitungan kebijakan kenaikan BBM, tanggapan terhadap perhitungan RAPBN dan sebagainya; dan
4.    Artikel budaya : di samping pentas kesenian persoalan humaniora, dansejarah.
Namun pembagian atau klasifikasi tersebut tidak kaku. Bahkan terkadang masing-masing kelas tidak mampu mewadahi, karena masing-masing klasifikasi bisa saling mempengaruhi. Misalnya  karya artikel tentang tinjuan politik ekonomi kita atau sejarah politik.  Selain artikel berdasarkan klasifikasi di atas, masih ada bentuk-bentuk artikel lain yang kini sedang populer. Misalnya artikel-artikel kiat. Cukup banyak memburu artikel semacam ini. Banyak ragamnya, misalnya kiat kesuksesan, tips belajar yang baik, resep makanan. Ada satu lagi arikel, yang disebut sebagai resensi buku. Ini juga tergolong sebagai artikel. Hanya saja dalam resensi buku  kupasan dibatasi oleh isi buku itu sendiri. Artinya, sama-sama menganalisa, tetapi seorang penulis resensi sudah dipatok untuk menganalisa sebuah buku.
 Bagaimana Menulis Artikel ?
Mengawali diskusi kita tentang bagaimana menulis artikel, saya mengingatkan kembali “Penulis yang baik adalah pembaca yang baik”. Keterampilan berbahasa tulis merupakan modal untuk bisa menulis artikel. Kekayaan kosa kata bisa menolong seorang penulis artikel. Karena itu memperkaya diri kosa kata dan berlatih mengolah kata menjadi kalimat, harus terus dilakukan bagi mereka yang ingin belajar menulis artikel. Tetapi pandai merangkai kata menjadi kalimat tidaklah cukup. Sebuah artikel tidak hanya ditentukan oleh keterampilan menulis. Sebagus apa kita merangkai kata, hanya akan bermakna kosong kalau di dalamnya tidak dimasuki pengetahuan-pengetahuan aktual yang kita miliki. Akan bermakna kosong, kalau kita tidak memiliki daya analisis yang tajam terhadap sebuah persoalan. Ini artinya pengetahuan memegang kunci bobot penulisan kita, bukan kata-kata yang indah. Bahkan pengamat pers Ashadi Siregar berpendapat: Dalam sebuah bangun tulisan, 80 persen ditentukan oleh tingkat intelektualitas kita, seberapa dalam kita memehami persoalan. Sedang 20 persen sisanya adalah keterapmpilan penulisan. Nah karena itulah, bagi mereka yang tertarik menulis artikel, hendaklah menjadi pembaca yang naik.
Memilih topik artikel
Dimuat tidaknya artikel kita oleh redaksi suatu media tidak cukup dengan kualitas tulisan yang kita bahas sebelumnya. Terkadang tulisan yang kualitasnya baik, tidak dimuat karena topik/isue yang diangkat  kedaluarsa. Mencari tema sedapat mungkin yang sedang trend (aktual), hal menarik yang berkembang dalam masyarakat. Tema-tema seperti ini akan mendapat perhatian masyarakat, atau bahkan menyangkut hajat hidup orang banyak. Tema yang aktual dan manarik tidak bearti apa-apa apabila topik yang kita pilih benar-benar kita kuasai. Tentu ini amat berkait dengan  bidang ketertarikan kita. Pengetahuan universal memang harus kita miliki, namun pengetahuan spesifik yang berangkat dari ketertarikan kita, adalah telenta yang harus kita kembangkan. Tidak mungkin kita dengan jumawa mengatakan bisa menulis artikel tentang apa saja. “Superman hanya ada dalam kisah dongeng”. Bagaimana kalau fenomena yang sedang trend tidak kita kuasai. Nah kita juga dapat menciptakan topik. Menciptakan topik lebih banyak berkait dengan artikel-artikel yang sifatnya tulisan “kiat”.
Satu hal yang terpenting dari proses pemilihan topik yang kita diskusikan di atas adalah memilih topik harus didasari kejujuran. Dalam menganalisa persoalan benar-benar di dasarkan pada data atau kenyataan riil di masyarakat. Jangan sampai kita membuat artikel dengan tujuan untuk membela salah satu kelompok atau golongan. Ini berbahaya. Sebab  tulisan akan selalu dikenang di dalam masyarakat, kalau yang kita sodorkan ke pembaca hanya persoalan kepentingan sepihak, sesungguhnya kita telah meracuni masyarakat. “Ingat tulisan lebih tajam dari silet”. 
Membuat kerangka tulisan
Banyak orang yang ingin menulis tidak membuat kerangka tulisan. Akibatnya, pada saat menulis, tulisan menjadi melebar dan tidak fokus.  Jadi apabila mau menulis artikel ada baiknya membuat kerangka tulisan, atau lebih kerennya membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis. Ibarat seorang petani yang akan menggarap sawah, ia harus menentukan batas garapannya. Supaya tak melebar kemana-mana, apalagi sampe ngambil jatah orang. Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan antara lain:
1)    Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas;
2)    Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional;
3)    Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita; dan
4)    Kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar