Kondisi Pasar di Kota Atambua (Taken by @nampa, 2019) |
Saya sengaja memberi judul
artikel ini dengan judul sedikit ambigu, dan propokatif. Artikel/tulisan ini
adalah tulisan untuk menghantarkan diskusi pada sub pokok bahasan Subsistem
Hilir Agribisnis pada mata kuliah manajemen agribisnis. Diskusi ini
difasilitasi oleh google classroom. Sebuah aplikasi gratisan yang dapat
menghubungkan dosen (pengajar) dengan mahasiswa dimanapun berada dalam jaringan
(DARING).
Materi ini merupakan materi untuk pertemuan ke 10. Seperti yang telah di
bahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Mata kuliah manajemen agrbisnis
adaah berbicara pertanian dengan paradigma baru yaitu pertanian dengan
pendekatan bisnis. Bisnis atau yang dalam keseharian artikan sebagai usaha atau
kegiatan yang memberikan keutungan bagi pelakunya. Paradigma ini digunakan
dalam pertanian sehingga kegitan pertanian selalu berorientasi pada kegiatan
bisnis. Kegiatan yang memperhitungkan aspek bisnis dalam setiap proses
produksinya. Oleh karenaya, pembahasan agribisnis juga diarahkan pada
pembahasan yang holistic. Pembahasan dilakukan dari hulu, on farm, dan hilir. Pada
pertemuan ini, kita akan membahas pada bagin hilir. Bagian yang aktivitasnya
dimuai dari proses pasca panen hingga produk pertanian tersebut berada di
tangan konsumen. Untuk mahasiswa pada jurusan agribisnis, maka secara khusus
juga mempelajari mata kuliah pemasaran agribisnis. Namun demikian, dalam mata
kuliah ini kita berbicara agribisnis secara holistic, sehingga tidak dapat
terlepas denganmanajemen pemasaran.
Sub bahasan pertama dalam pertemuan ini kita akan membicarakan tentang
pasar dan produksi agribisnis. Logika yang berlaku umum pemasaran selalu
dibicarakan setelah proses produksi. Termasuk dalam pembagian pembahasan dalam
mata kuliah ini. namun demikian, karena pendekatan agribisnis berbeda dengan
usahatani yang lebih menitik dberatkan pada produksi, maka saya akan
mengarahkan diskusi ini berdasarkan paradigma agribisnis yang memulai segala
sesuatunya dari pasar. Pasar yang dimaskudkan adalah kebutuhan pasar, keinginan
pasar, dan daya beli konsumen. Dengan pendekatan ini maka kita akan dapat
menentukan produk apa yang akan diproduksi di on farm dan sarana apa yang
dibutuhkan untuk mendukung dari hulunya.
Baik, sebelum lebih jauh
membicarakan tentang pasar, maka kita perlu mengetahui sifat-sifat produk
pertanian. (Tugas 1: cari dan deskripsikan sifat-sifat produk pertanian). Nah
atas dasar itu, maka pasar terdekat akan menjadi potensi dari petani produsen disekitrnya.
Sangat lazim kita jumpai bahwa kwasan pertanian tertentu akan berkembang
menjadi area produksi ketika kota sekitarnya berkembang perekonomiannya. Apa
yang ingin saya sampaikan disni. Perkembangan agribisnis tidak akan terlepas
dari perkembangan perekonomian suatu daerah. Dan sifat lokalitas sangat berpengaruh.
Lokalitas yang saya maksudkan adalah perkembangan suatu kota/wilayah pasti akan
berdampak pada daerah sekitarnya. Dalam agribisnis, hal ini bisa kita lihat
dari perkembagnan agribisnis di sekitar Jakarta hingga lapung sebagai daerah
penyangga. Berkembangnya daerah malang sebagai penyangga kota Surabaya. Begitu
juga daerah-daerah lainnya. Selalu ada daerah penyangga untuk perkembangan
sebuah kota. Kenapa ? karena dengan berkembangnya sebuah perkotaan, maka
kebubutuhan warga kotanya akan produk agribisnis (pangan) akan meningkat,
kemudian akan diikuti dengan kebutuhan yang lainnya. Oleh karennaya, dari sudut
pandang inilah kita memulai diksusi kita tentang sub system hilir dalam
manajemen agribisnis. Dalam sebuah perbincangan dengan pengusaha agribisnis di
Kupang yang merupakan alumni fakultas pertanian Undana, sebagian besar pasar
produk pertanian masih harus disupplay ari luar. Dirinya mencontohkan, dua mall
besar di kota kupang dalam satu bulan mencatatkan transaksi produk pertanian
masing-masing Rp. 800.000.000,-. Dan kenyataan saat ini, baru hanya 10% yang
mampu dinikmati pleh pelaku agribisnis local. Sedangkan sisanya masih harus
disupplay dari luar (surabaya).
Pelajaran apa yang bisa kita ambil
dari diskusi tersebut ? apakah kita mengambil kesimpulan bahwa kita kalah
bersaing ? atau kita ternyata tidak mampu berproduksi ? atau petani kita alfa
mengikuti selera pasar masyarakat kota kupang, sehingga produksinya tidak mampu
memenuhi pasar ? disinilah kita mulaih diajak berfikir bagaimana kita berfikir
tentang selera pasar. Okey, untuk itu, tugas 2: buatlah perjalanan ke 2 mall
besar di kota kupang, lihat-lihatlah produk pertanian yang dijual di situ.
Perhatikan harganya, jenisnya. Buatlah daftar (dalam tabel) yang memuat, nomor,
nama, harga per kg, dan keterangan (keterangan kalian isi dengan pandangan
kalian apakah produk tersebut diproduksi di kupang atau tidak berdasarkan
pengamatan ciri-ciri fisik). Dan kolom terakhir adalah bagaiman syarat tumbuh
tanaman tersebut dan kaitkan potensi membudidayakan sesuai dengan agroekosisten
Timor barat. Setiap mahasiswa membuat daftar minimal 10 produk. Dan usahakan
semua produk teramati.
Dari pengamatan saudara,
anggaplah ternyata hamper sebagian besar produk yang dipasarkan juga diproduksi
oleh petani di sekitar kota kupang. Maka pertanyaan berikutnya kenapa produk
tersebut tidak mampu terserap atau dimampu menembus pasar modern ? nah dinilah
kita akan berdiskusi selanjutnya tentang kontinyuitas produk. untuk lebih
mendalamkan pemahaman saudara, maka cari tahu tentang fungsi-fungsi pemasaran
(tugas 3).
Setelah saudara mengetahui
fungsi-fungsi pemasaran, maka saya akan melanjutkan diskusi ini. diskusi
tentang pasar dalam hal ini konsumen selalu menghendaki produk pada suatu
tempat tertentu dengan ukuran tertentu dan waktu tertentu. Disnilah kitavharus
menghubungkan antara produksi dan pemasaran yang sedari awal kita diskusikan.
Karena sifat inilah terkadang produk petani kita tidak mampu memasuki pasar modern
yang nilai transaksinya cukup besar. Kerana apa ? kaerna ketersediaan produk
yang kontinyu, ukuran tertentu, waktu tertentu itu. Karena rata-rata petani
kita masih berproduksi tanpa pernah memikirkan siapa konsumennya. Dan menjaga
keberlanjutan produk yang diproduksinya. Oleh karenanya dalam mata kuliah
manajemen agribisnis ini kita mendiskusikan kegiatan pemsaran menjadi satu
kesatuan dalan rantai proses yang tak terpisahkan. Secara definisi, Pemasaran
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau jasa yang dilakukan
untuk memindahkan suatu barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Menurut G.
Karta Sapoetro dkk mengungkapkan Pemasaran adalah Segala yang dilakukan agar
barang – barang hasil produksi dari produsen dimungkinkan mengalir secara lancer
ke sektor konsumen. Semnetara itu Kotler mengatakan Pemasaran adalah Proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan mereka
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar produk yang bernilai satu sama lain.
Menurut WD. Downey & Steven P. Ericson mendefinisikan pemasaran sebagai proses
yang mengakibatkan aliran produk melalui sistem dari produsen ke konsumen.
Pemasaran adalah Suatu keragaan semua usaha mencakup kegiatan arus barang dan
jasa mulai dari titik usaha tani sampai ketangan konsumen akhir. Pemasaran
adalah Proses melibatkan banyak kegiatan yang berbeda sehingga dapat menambah
suatu nilai barang/produk tersebut bergerak dalam suatu system. Dan merujuk
definisi FAO, Pemasaran Produk pertanian adalah serangkaian kegiatan ekonomi
berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian
mulai dari produsen primer sampai ke tangan konsumen.
Manajemen Pemasaran
Setalah kita mendiskusikan
tentang beberapa hal tentang pasar dan pemasaran tadi, maka kita melangkah ke
diskusi berikutnya, yaitu manajemen pemasaran. Pasti diantara kalian ada yang
bergumam, mahluk apa lagi itu. Kita sudah panjang lebar berbicara tenang pasar,
sampai harus berjalan-jalan ke mall, masih muncul lagi istilah manajemen
pemasaran. Baik. Saya akan lanjutkan lagi diskusi ini. pada awal pertemuan mata
kuliah ini tentu kalian telah membahas tentang manajemen. Manajemen yang secara
umum dapat kita artikan mengelola. Dalam manajemen juga kita mengenal
fungsi-fungsi manajemen yaitu Planning, organizing, Actuating, dan Controlling.
Membicarakan manajemen pemasaran juga tidak terlepas dari fungsi manajemen
tersebut. Makanya kenapa saya diawal berbidaya panjang lebar menganai pasar dan
sebagainya itu. Karena kita dalam memasarkan produk pertanian harus melakukan
perencanaan. Ini adalah kegiatan pertama dalam manajemen. Perencanaan dalam
pemasaran adalah bagaimana merencanakan bagaimana pemasarannya, siapa target
pasarnya, berapa kebutuhan hariannya dan sebagainya. Perencanaan inilah yang akan
merambat pada aktivitas lainnya seperti mengorganisasikan sumberdaya yang ada,
termasuk menyiapkan produknya. Agar semakin menarik, maka coba kalian membuat
perencanaan pemasaran dangan melakukan analisis pasar potensial. Misalnya,
mengembangkan produk organic, berapa besar pasar potensialnya di kota Kupang ?.
bagaimana anda Mengorganisasikan, mengarahkan, dan melakukan control dan
evaluasi (Tugas4).
Tulisan ini adalah pemantik
diskusi. Ada dual hal yang diharapkan untuk mendapat respon dari mahasiswa. satu
banyak pertanyaan yang muncul di kolom diskusi. Dan saya berharap satu
pertanyaan ditanggapi oleh yang lainnya. Saya akan memandu dan meluruskan
apabila ada argumentasi yang menurut saya perlu diluruskan. Saya akan
memonitoring proses diskusi dan menjadikan setiap diskusi dalan classroom
menjadi bahan penilaian. Yang kedua outpunya adalah tugas individual. Tugas ini
dikumpulan pada slot pengumpulan tugas pada classroom. Baik,tulisan ini saya
tulis dalam cabin GA.. pada ketinggian 30.000 kaki dalam perjalanan menuju
Jakarta. Saya mendapat tugas dari Universitas untuk mengikuti dkegiatan
sehingga tidak bisa hadir di kelas regular pada hari rabu 8 Mei 2019. Kelas ini
merupakan kelas on line yang menggantikan pertemuan ke 10. Oleh karenanya,
setiap mahasiswa harus menyisihkan waktu minimal 90 menit untuk proses diskusi
dan memahami tulisan ini termasuk mencari jawabanya atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul. Serta mengerjakan tugas yang saya selipkan dalam narasi tulisan
ini.
Nampa, 07052019
(GA439-B737-800)
Selamat pagi untuk kita semua. Saya mau bertanya berkaitan dengan tugas 2, apakah dalam perjalanan ke 2 mall kita mengamati 10 produk atau kita mengamati 10 produk dari masing-masing mall.
BalasHapusTerimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerkait dengan tugas 1 tentang cari dan dekripsikan sifat-sifat produk pertanian, yang ingin saya tanyakan kira-kira deksripsikan hanya 1 komoditas atau bagaimana pak? Dan batas pengumpulan tugasnya kapan pak? Terima kasih.
BalasHapusArtikel ini sangat menarik.
BalasHapusMenurut saya NTT sedikit kalah bersaing dengan daerah-daerah lain.
Terutama pada sektor pemasaran produk hasil-hasil pertanian.bicara tentang pemasaran saya targetkan pada psar tradisional dimana para penjual tidak terlalu melihat atau mementingkan kebutuhan konsumen,bail dari segi cara di pasarkan atau hasil dari produk pertanian tersebut.
Para penjual dan juga petani hanya memikirkan bahwa produk habis laku terjual sedangkan mreka masih menjual bahan-bahan pertanian yg sudah tdk enak dilihat bahkan memikirkan untuk dimakan saja tidak.
Dari segi cara pemasaran juga tidak ramah sehingga para pembeli lari mencari pasar modern.
Bagaimana caranya kita harus merubah ini? Baik dari segi pemasaran mupun dari segi etika pemasaran.
Mengenai materi diatas, saya ingin menayakan mengapa tiap suatu daerah harus membutuhkan daerah penyangga pak ? Yang kita tau daerah surabaya merupakan daerah yang besar mengapa harus menggunakan malang sebagai daerah penyangga ? Fungsi daerah penyangga itu untuk apa ?
BalasHapusMenurut saya, daerah penyangga adalah daerah atau kawasan yang mengelilingi atau bedampingan dengan daerah lain (dalam hal ini daerah utama dan teridentifikasi). Setiap daerah membutuhkan daerah lain sebagai penyanggahnya untuk dijadikan tolak ukur perkembangan daerah tersebut kedepannya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, perkembangan ekomomi suatu daerah berakibat pada perkembangan daerah itu sendiri dan daerah disekitarnya. Dengan berkembangnya sebuah perkotaan, maka kebubutuhan warga kotanya akan produk agribisnis (pangan) akan meningkat, begitu pula dengan daerah lainnya yang bertindak sebagai daerah penyanggah bagi daerah itu.
HapusSesuai dengan materi yang sudah disampaikan di atas, lokalitas suatu daerah menentukan perkembangan daerah itu sendiri dan daerah di sekitarnya. Selanjutnya suatu kota yang berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan produk pangan juga meningkat. Berkaitan dengan diskusi tentang mall di kota kupang yang masih mensuplay produk pangan dari daerah lain, pelajaran yang saya ambil adalah asalan mall tersebut masih mensuplay produk agribisnis dari daerah lain karena selera masyarakat kita masih terikat dengan produk lokal. Akibatnya, produksi pangan oleh petani di daerah ini pun masih menyesuaikan dengan selera masyarakat. Berbicara tentang apakah kita kurang bersaing? Menurut saya, bisa dikatakan iya. Karena bagaimana kita bisa bersaing dengan pasar modern sedangkan kita masih mensuplay produk pangan dari daerah lain? Bagaimana pasar kita tidak mensuplay produk dari daerah lain sedangkan produk yang dihasilkan oleh petani masih menyesuaikan dengan selera masyarakat yang masih bersifat lokal? Pada kenyataanya masih banyak produk-produk yang dihasilkan belum bisa menembus selera pasar modern. Hal ini yang harus dipelajari bagaimana manajemen pasar yang baik agar dapat bersaing dengan pasar lain juga. Ini menurut pendapat saya. Bagaimana dengan pendapat teman-teman? Terima kasih.
BalasHapusPada materi 4 harapan saya ke depannya para petani kita yang berproduksi dapat mengetahui ke mana arah produknya dan mampu menyediakan produk yang kontinyu cara agar produk dari petani kita mampu memasuki pasar moderen .
BalasHapusTerimakasi
Saya harap para petani NTT mampu melakukan menegemen pasar dan pengelolaannya agar lebih berkualitas dan lebih baik dari sebelumnya
BalasHapusMall besar di Kota Kupang masih menyuplai produk pertanian dari luar daerah dikarenakan produk pertanian kita kualitasnya kurang memenuhi standar selain itu walaupun kita memiliki produk yang memenuhi standar petani kita kurang dalam hal komunikasi sehingga tidak bisa menjadi pemasok di mall mall di Kota Kupang selain itu mindset petani kita pasar yang dituju oleh produknya adalah pasar tradisional mereka tidak pernah berpikir untuk memasuki pasar modern dan berjualan lewat platform media sosial serta menyerap konsumen dari media sosial.
BalasHapusSelanjutnya petani kita lemah di perencanaan hal ini berimbas di persaingan produk dimana proses produksi tidak disiasati dengan dasar membaca kebutuhan pasar akhirnya sering terjadi inflasi di pasar dan karena kurangnya keahlian petani dalam penanganan pasca panen produk pertanian yang tidak laku dibiarkan rusak begitu saja.
Produk kita belum mampu menembus pasar modern karena kita belum menaruh perhatian kita pada kualitas produk. Kita lebih sering mementingkan kuantitas produk tanpa sadar apabila kualitas produk yang dihasilkan tinggi maka pendapatan yang kita peroleh juga lebih tinggi. Selain itu kita masih lemah dalam strategi pemasaran dimana kita belum bisa menunjukan kelebihan produk dan alasan mengapa produk kita yang harus dibeli sehingga minat konsumen akan produk kita pun rendah. Selanjutnya kita masih belum sadar dengan keberadaan platform sosial media yang dapat kita manfaatkan sebagai sarana menangkap konsumen sebagai contoh saya menemukan beberapa akun instagram yang menjual produk produk hidroponik (@dewahidroponik & @ic_hydroponics) dan mereka laku keras namun akun akun ini berasal dari luar daerah bukan dari kupang sendiri hal ini membuktikan bahwa petani daerah lain sudah sadar akan konsumen yang berbelanja secara online sedangkan kita belum. Di instagram sendiri saya baru menemukan satu akun dengan username @kupang_batanam yang mulai menjual produk pertanian lewat instagram. Saya berharap akun ini dapat menjadi contoh bagi petani maupun pelaku pertanian lainnya untuk menyerap konsumen dengan menggunakan akun akun sosial media dan mulai tanggap akan revolusi industri.
menurut saya bahwa NTT sedikit kalah saing dengan daerah-daerah diluar NTT seperti Surabaya. dimana NTT memerlukan penyangga untuk perkembangan kota di NTT, karena dengan adanya perkembangan maka kebutuhan warga/masyarakat akan produk agribisnis (pangan) akan meningkat.
BalasHapusbicara tentang pemasaran produk. saya disini akan bicra tentang pasar tradisional, dimana petani kita menjual hasil pertaniannya di pasar tradisional dan petani kita tidak melihat apa yang dibutuhkan konsumen. bagi mereka yang terpenting adalah hasil pertanian mereka terjual habis. dan bagaimana cara kita untuk mengatasi semua ini?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya,dalam perkembangan agribisnis masi kalah bersaing dengan daerah-daerah lain karena kebutuhan akan produksi pasar yang terus meninggkat dengan selera pasar yang berbeda-beda,sedangkan tinggkat produksi masih berkurang sehingga menyebabkan NTT masi mensuplay produk dari luar daerah.selain itu juga bukannya kita di NTT tidak mampuh berproduksi tetapi karena kondisi sumber daya yang masi terbatas yang menyebabkan hasil produksi pertanian terhambat.contohnya dalam hal transportasi barang dari daerah yang satu ke daerah yang lain belum memadai.Terima kasih
BalasHapusMenurut saya, pertanian di NTT masih kalah dengan daerah daerah di luar NTT di luar NTT lebih khusus dalam hal pemasaran produk hasil pertanian.
BalasHapusKarena saya melihat petani di NTT belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat NTT baik dari jumlah maupun dari segi mutu produk
Berkaitan dengan menyuplai produk pertanian dari luar, petani kita masih terbatas dalam hal menangkap peluang. Petani kita pada level memikirkan *hari ini harus mendapatkan uang* di bandingkan menargetkan atau membuat strategi bagaimana agar produk pertanian yang di produksi bernilao jual tinggi. Selain itu, petani kita masih terbatas dalam hal informasi dalam hal syarat* suatu barang atau produk pertanian bisa masuk ke mall pasar modern seperti apa.
BalasHapus. Pada materi di atas yang ingin saya tanyakan yaitu perkembangan suatu kota atau wilayah seperti apa yang dapat berdampak pada daerah-daerah yang ada di sekitar?
BalasHapusselain itu pada tugas 2, apakah semua mahasiswa secara bersamaan datang pada mall yang sama atau masing-masing?
Terima kasih pak.
menurut saya lebih baiknya para petani dan mall besar di kota kupang ini bisa saling bekerja sama dalam menjual produk-produk pertanian, agar tidak lagi ada impor di luar ntt.
BalasHapusTermksh pak, ats materi yang d berkan.indonesia salah satu negara yang menghasilkan produk pertanian yang berkualita.Namun terkadang masih membutuhkan produk dari luar.Disebabkan kurangnya produksi pertanian yang lebih maju.sma halnya dngan NTT,sebenarnya kebutuhan ekonomi pangan masyarakat sangat terpenuhi bagi masyarakat NTT.Namun karena ketrbatasan petani dalam mensplay produk sehingga kurangnya pemnat unk membali.sehingga lebih banyak produk dari luar yang d konsumsi d bandingkan dngan produk NTT sendri.bagamana cara untuk mengatasi hal trsebut ?
BalasHapusMenurut saya perkembangan pasar di NTT masih sangat rendah.Hal ini terlihat pada tingkat Sumber Daya Manusia(SDM) yang masih rendah,dalam dalam menangkap peluag pasar dan memanajemen atau mengelolah pasar tersebut masih rendah.Dan juga NTT merupakan wilayah atau propinsi kepulauan sehingga berpengaruh dalam aktifitas antar propinsi dalam hal ditribusi barang menjadi terhambat.
BalasHapus@Raimundus ulun
Menurut saya gar mampu menguasai pasar dunia/modern, kita diharuskan mampu mengikuti bahkan menguasai jalur-jalur pemasaran modern
BalasHapusKuncinya produk kita harus lebih berkualitas agar kompetitif terhadap produk serupa dari luar negeri. Produk yang berkualitas dapat dilihat dari sisi desain, branding (pencitraan), packaging (kemasan), serta ditunjang pemasaran (marketing) yang cerdik.
@Saverius S. Jumang
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau menurut saya mengenai materi yang dipaparkan di atas tentang bagaimana pada umumnya manajemen agribisnis di NTT dalam mengelola pasar, bahwa dalam mengelola pasar masih sangat terbatas dan masih kalah bersaing dengan daerah-daerah lain,karena masyarakat tani masih menggunakan produk lokal untuk membudidayakan pertanian dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya para petani dalam mensuplai pasar, dan masyarakat tani hanya membudidayakan produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan mereka saja sehingga kebutuhan akan produksi pertanian berkurang dan permintaan dari pasar tidak memenuhi sehingga terpaksa mengambil produk pangan dari luar.Sehingga harapan saya dengan adanya akun class room ini kita bisa mengetahui apa yang menjadi kelemahan dari para petani mengenai manajemen agribisnis dalam mengelola pasar sehingga permintaan akan pasar dapat terpenuhi.
BalasHapusBerdasarkan meteri yang saya baca,saya ingin menanyakan Apa yang membedakan pendekatan agribisnis dengan usahatani yang menitik beratkan pada produksi dan Mengapa usahatani lebih menitik beratkan pada produksi?
BalasHapusMenurut saya. Berkaitan produk pertanian dari luar, produk pertanian NTT juga tidak begitu kalah saing Demi meraih potensi pasar, perbedayaan komoditas tersebut perlu terus dilakukan. Tak hanya meningkatkan produksi, peningkatan pemahaman petani mengenai bursa komoditas pun perlu dilakukan. Dengan demikian, kesejahteraan petani meningkat. Apabila di kelola dan di olah dengan baik akan manpu memberi nilai tambah yang bermakna bagi peningkatan dan pertumbuhan ekonomi di pertanian NTT.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIrenius Mambur
BalasHapusMenurut saya perkembang pasar di NTT masi sangat renda,oleh karena itu kita harus bisa bersaing dengan daerah-daerah diluar NTT dan bisa menghasilkan peroduk pertanian yg berkualitas agar tidak adanya hasil pertania yang di kirim dari luar NTT.
@Irenius Mambur
perkembangan ekonomi pasar di NTT sudah sangat baik, namun kebutuhan di NTT masih mengandalkan/mensuplay barang dari daerah-daerah di luar NTT yang seharusnya bisa dikembangkan di NTT.
BalasHapusBagaimana cara mengatasinya
saya ingin bertanya bapak, bagaimana fungsi pertanian dari hulu ke hilir jika produk pertanian saja masi di impor dari luar negri ?
BalasHapusTerima kasih.
saya ingin bertanya bapak, bagaimana fungsi pertanian dari hulu ke hilir jika produk pertanian saja masi di impor dari luar negri ?
BalasHapusTerima kasih.
Menurut saya berkaitan dengan produk pertanian yang dari daerah lain, di NTT Perkembangan produk pertanian cukup baik,tetapi para petani pemikiraannya masih sangat rendah sehingga sulit menargetkan strategi agar hasil produk pertanian bisa mendapatkan nilai harga yang lebih tinggi,sehingga sangat mudah mensuplay bahan pangan dari luar NTT
BalasHapusMenurut pemikiran saya, sesuai dengan artikel diatas bahwa perkembangaan pasar masih dikatakan sangat rendah. Dimana semuanya sudah terlihat melalui kemapuan cara menjual dari produsen ke komsumen dan masih juga dikatakan bahwa daya pikir atau Sumber Daya Manusia masih sangat rendah.
BalasHapusKita harus tau bahwa Sejumlah komoditas dan produk pertanian unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti Jeruk Keprok Soe, Kopi Arabika, Jambu Mete, kacang tanah dan padi gogo memiliki potensi pasar yang besar. Potensi pasar tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga luar negeri.
BalasHapusUntuk bersaing dgn provinsi lain saya rasa potensi pasar, pemberdayaan komoditas kita sangat bisa bersaing akan tetapi perlu terus dilakukan tidak hanya meningkatkan produksi, peningkatan pemahaman petani mengenai bursa komoditas dan selera pasar masyarakat perlu dilakukan. Dengan demikian, kesejahteraan petani meningkat.
Apabila dikelola dan diolah dengan baik pasti akan mampu memberikan nilai tambah yang bermakna bagi peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah kita yang bermuara bagi kesejahteraan rakyat di daerah ini.
Terimakasih kasih
Dari materi di saya berpendapat bahwa, masyarakat tani kita lebih mengikuti selara pasar yang ada, tidak memikirkan keadaan konsumen dan hanya ingin pada keuntungannya saja. sehingga itu yang membuat produksinya tidak mampu memenuhi pasar.
BalasHapusMenurut saya pelaku distribusi masih menemui kendala terhadap ketersediaan dan akses informasi mengenai kondisi pasokan dan harga pangan antar wilayah. Jika Informasi mengenai distribusi pangan memadai maka akan meningkatkan kinerja subsistem distribusi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan baik konsumen maupun produsen.
BalasHapusProduk- produk yg dihasilkan oleh para petani NTT cukup baik,hanya Saja dalam melakukan pemasaran NTT masih kalah jauh, sy berharap NTT lebih mampu lagi dalam melakukan pemasarannya terutama dalam menargetkan hasil pertanian NTT
BalasHapusDi lihat dari berbagai perspektif soal pemasaran yang ada di NTT,perkembangan perekonomian suatu daerah menurut saya, itu sebenarnya tergantung bagamana para petani mengelola hasil pangan secara efektif, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Dan kemudian hasil-hasil yang di peroleh tersebut dapat di jadikan sebagai penunjang dalam kebutuhan ekonomi masyarakat NTT umumnya. Oleh karena itu,kombensasi dari semua apa yang menjadi pokok bahasan dalam artikel ini adalah, para petani di NTT seharusnya mampu untuk memproduksi hasil pangannya secara profesional, sehingga perekonomian dapat di jadikan sebagai objek untuk bersaing dengan daerah di sekitarnya.
BalasHapusMenurut sya pertanian di NTT ini masih sangat rendah terlebih khusus dalam memasarkan produk produk hasil pertanian,kita lihat saja di pasar-pasar yang ada di NTT ini masih banyak produk produk hasil pertanian yang datang dari luar...dan ini menunjukan bahwa petani petani kita kurang mampu untuk menghasil produk hasil pertanian yang berasal dari daerah NTT
BalasHapusMenurut sya pertanian di NTT ini masih sangat rendah terlebih khusus dalam memasarkan produk produk hasil pertanian,kita lihat saja di pasar-pasar yang ada di NTT ini masih banyak produk produk hasil pertanian yang datang dari luar...dan ini menunjukan bahwa petani petani kita kurang mampu untuk menghasil produk hasil pertanian yang berasal dari daerah NTT
BalasHapusMenurut sya pertanian di NTT ini masih sangat rendah terlebih khusus dalam memasarkan produk produk hasil pertanian,kita lihat saja di pasar-pasar yang ada di NTT ini masih banyak produk produk hasil pertanian yang datang dari luar...dan ini menunjukan bahwa petani petani kita kurang mampu untuk menghasil produk hasil pertanian yang berasal dari daerah NTT
BalasHapusBaik terima kasih pak menurut saya NTT harus meningkatkan produk hasil pertanian sendiri agar tidak perlu lagi mengimpor lagi produk hasil pertanian dari luar daerah
BalasHapusPetani NTT boleh dikatakan masih belum mampu menguasai permintaan pasar atau konsumen. Dan petani kita juga menjual hasil pertaniannya mengikuti harga pasar. inilah yang mengakibatkn petani menjadi malas untuk menjual hasil pertaniannya akibat kurang memahami permintaan konsumen. Namun petani hanya berbudidaya tanaman demi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan dalam keluarga.
BalasHapusPetani NTT boleh dikatakan masih belum mampu menguasai permintaan pasar atau konsumen. Dan petani kita juga menjual hasil pertaniannya mengikuti harga pasar. inilah yang mengakibatkn petani menjadi malas untuk menjual hasil pertaniannya akibat kurang memahami permintaan konsumen. Namun petani hanya berbudidaya tanaman demi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan dalam keluarga.
BalasHapusPetani NTT boleh dikatakan masih belum mampu menguasai permintaan pasar atau konsumen. Dan petani kita juga menjual hasil pertaniannya mengikuti harga pasar. inilah yang mengakibatkn petani menjadi malas untuk menjual hasil pertaniannya akibat kurang memahami permintaan konsumen. Namun petani hanya berbudidaya tanaman demi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan dalam keluarga.
BalasHapusArtikel ini sangat menarik.
BalasHapusMenurut saya memang NTT sudah berjalan saing dalam sektor pemasaran hasil produksi.
Pada pemasaran hasil produksi di pasar maupun di mall mereka tidak mendahului etika dalam penjualan misalnya ketertarikan konsumen pada bahan produk yang di jual.
Jika terus seperti ini maka bagaimana pertanian di NTT bisa di katakan maju?.
Terima kasih untuk materinya pak.
BalasHapusMenurut saya, berkaitan dengan menyuplai produk pertanian dari luar, hal itu petani kita masih terbatas dalam hal menangkap peluang untuk berbisnis. Selain itu produk yang dihasilkan oleh petani kita kualitasnya masih rendah sehingga tidak bisa menembusi pasar modern, akibatnya petani kita hanya mampu menjualnya di pasar tradisional saja. Bagaimana cara kita untuk mengatasi hal tersebut?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya petani petani di NTT perlu mengembangkan pengetahuan pada perancangan pemasaran produk dalam hal ini bagaimana pemasarannya,siapa target pasarnya, berapa kebutuhan hariannya seperti yang di jelaskan dalam materi di atas supaya petani petani di NTT tidak kalah bersaing dengan produk produk yang di suplay dari luar tersebut
BalasHapusMaria agustina barek duli
Menurut Saya, memang produk pertanian kita dikupang masih kalah bersaing dengan produk-produk pertanian modern yang di suplai dari luar NTT karena rendahnya kualitas dari produk itu sendiri yang sangat berpengaruh terhadap kurangnya suplai produk pertanian dari NTT sendiri ( kupang) dan manejemen pemasaran dari petani-petani dikupang masih tergolong rendah karena petani di kupang masih memasarkan produk pertaniannya fipasar tradisional. Dan juga keterbatasan daripada ilmu dan pengetahuan dari para petani sehingga minsed mereka masih tergolong rendah.
BalasHapusMenurut saya pemasaran produk agribisnis sangat rendah, melihat dari produknya yang kurang bersaing dengan produk- produk yang berasal dari luar NTT sehingga nilai jual produk tersebut menjadi rendah.
BalasHapusTerima kasih